Suku Dayak Losarang Kabupaten Indramayu (Study Budaya Mahasiswa di Lokasi Dayak Losarang)

Study Budaya Mahasiswa di Lokasi Dayak Losarang

Dalam menyelesaikan tugas akhir perkuliahan  semester Ganjil Tahun akademik 2013/2014 mata kuliah pembelajaran Seni, selain pelaksanaan pembelajaran dalam kelas yang berupa materi / teori adalah sebuah kegiatan yang rutinitas dan menjenuhkan, maka perlu kiranya mahasiswa mengetahui lebih jauh bagaimana sebuah proses pembelajaran yang ril dengan menyaksikan langsung kelapangan. Selama ini mahasiswa hanya tahu dari media visual, Audio dan audio visual bagaimana sebuah prosesi seni  dipergelarkan dan bagaimana upaya mereka memelihara budaya Lokal.
Dengan harapan apa yang mahasiswa lihat, amati dan dengarkan itu menjadi sebuah pengalaman yang lebih Berarti  dalam mengkaji sebuah ilmu pengetahuan khususnya mengenai  budaya lokal yang merupakan bagian dari Mata Kuliah Pembelajaran seni. Oleh karena itu  untuk memenuhi hal tersebut kami Dosen Mata Kuliah Pendidikan Seni bersama mahasiswa PGSD/MI Semester V (lima) mengadakan kunjungan ke Komunitas adat Dayak Losarang yang berlokasi di Kelurahan Losarang Kecamatan Tomo Kabupaten Indramayu dan Tari Topeng Kelana yang berlokasi di Keraton ke Cirebonan. Pelaksanaan kegiatan tersebut dilaksanakan pada hari Rabu Tanggal 15 Januari 2014.
Dayak Losarang  merupakan salah satu komunitas yang memiliki keunikan tersendiri di kabupaten Indramayu. Diferensiasi sosial dan masyarakat multikultural sangat lekat dengan  budaya tradisionalnya menjadikan Komunitas Dayak Losarang sebagai sentra budaya Kabupaten Indarmayu. Tari Topeng Klana merupakan tari topeng yang lahir dari keraton ke-Cirebon, tari tersebut beraliran klasik yang khas untuk daerah Cirebon, karena pesatnya para pengunjung dan banyak mengundang ketertarikan wisatawan baik Domestik maupun manca negara sehingga menjadikanya sebagai ikon kota Cirebon.Oleh sebab itu kami melaksanakan penelitian /study budaya ke wilayah tersebut dengan tema ““Study Budaya” Mahasiswa PGMI IAILM Suryalaya”
Tujuan Study Budaya yang dilakukan Mahasiswa :
1.    Mengenal adat/tradisi Komunitas Dayak Losarang Indramayu
2.    Mengetahui proses produksi Batik di Trusmi Cirebon
3.    Mengenal Budaya Tari Topeng klana Keraton Cirebon
4.    Menanamkan rasa memiliki terahadap Tradisi Budaya Lokal
5.    Menambah wawasan tentang Budaya secara Universal
.Bertempat di dusun Segandu desa Krimun kecamatan losarang kabupaten Indramayu komunitas adat dayak losarang beraktifitas menunjukkan eksistensinya. Sejumlah 148 orang Mahasiswa dan 6 orang Panitia serta 10 orang dosen pembimbing mahasiswa Fakultas Tarbiyah Prodi PGSD/MI IAILM PP. Suryalaya Tasikmalaya  bertemu dengan Nur Cahya Paheran Takmadiningrat (Takmad) selaku pimpinan dari komunitas adat Dayak Losarang Indramayu.
Disamping mengenalkan Fakultas Tarbiyah Prodi PGSD/MI IAILM PP. Suryalaya Tasikmalaya kepada komunitas dayak losarang, juga ingin mengenal kearifan lokal yang ada di adat dayak losarang. Didampingi oleh muridnya yaitu kang Gembol, Pak Takmad menjelaskan juga tentang beberapa hal berkaitan dengan Dayak Losarang. Dayak yang ada di indramayu tidak identik dengan Suku Dayak yang ada di Kalimantan.

Ajaran dari kelompok Dayak Losarang Indramayu dinamakan dengan sebutan “Sejarah Alam Ngaji Rasa”. Menurut penjelasan salah seorang pengikut senior dari Pak Takmad, “Sejarah” adalah perjalanan hidup (awal, tengah, dan akhir) berdasarkan ucapan dan kenyataan. Sementara itu, “alam” adalah ruang lingkup kehidupan atau sebagai wadah kehidupan.
Adapun “Ngaji rasa” adalah tatacara atau pola hidup manusia yang didasari dengan adanya rasa yang sepuas mungkin harus dikaji melalui kajian antara salah dan benar, dan dikaji berdasarkan ucapan dan kenyataan yang sedetil-detilnya supaya bisa menyatu dan agar bisa menghasilkan nilai-nilai rasa manusiawi, tanpa memandang ciri hidup, karena pandangan salah, belum tentu salahnya, pandangan benar, belum tentu benarnya.
Oleh karena itu, kami sedang belajar ngaji rasa dangan prinsip-prinsip jangan dulu mempelajari orang lain, tapi pelajarilah diri sendiri antara salah dengan benarnya, dengan proses ujian mengabdikan diri kepada anak dan istri”, ungkap pak Takmad.