عَنْ أَبِى هُرَيْرَةَ أَنَّ النَّبِيَّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ إِيَّاكُمْ وَالْحَسَدَ فَإِنَّ الْحَسَدَ يَأْكُلُ الْحَسَنَاتِ كَمَا تَأْكُلُ النَّارُ الْحَطَبَ. أَوْ قَالَ الْعُشْبَ
Dari Abu Hurairah, bahwasanya Nabi saw bersabda : Hati-hatilah kalian dari hasad (dengki), karena sesungguhnya hasad itu memakan kebaikan sebagaimana api memakan kayu bakar. atau beliau bersabda : Semak belukar (rumput kering). (HR. Imam Abu Daud no. 4905)
Orang yang dengki itu, ruhnya tidak akan tenang, badannya tidak beristirahat kecuali kalau melihat nikmat yang diberikan kepada orang yang ia dengki itu hilang.
Sementara mungkin kah seorang hamba merubah takdir yang telah ditentukan kepada orang lain? Tidak mungkin. Kalau Allah sudah menentukan Si Fulan diberikan nikmat, walaupun seluruh dunia menghalangi tidak akan bisa. Dan kita kemudian merasa panas dengan ketentuan yang Allah berikan kepada dia, kita tidak ridha dengan ketentuan tersebut. Maka kita merasa kesal, merasa benci, panas dada kita karena melihat Si Fulan ternyata diberikan kelebihan-kelebihan, ini sangat bahaya.
Hal Ini menunjukkan akan kekerdilan jiwa.
Rasa dengki harus dilawan dengan keikhlasan dan ridha dengan ketentuan yang Allah berikan. Kedengkian ini harus diobati dengan kita mencintai untuk saudara kita, apa yang kita cintai untuk diri kita. Sebagaimana Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam bersabda:
لا يُؤْمِنُ أَحَدُكُمْ حَتَّى يُحِبَّ لأَخِيهِ مَا يُحِبُّ لِنَفْسِهِ
“Tidak beriman seseorang dari kamu sampai ia menyukai untuk saudaranya apa yang ia sukai untuk dirinya” (HR. Imam Bukhari dan Muslim)
Apabila kita amalkan hadits ini, Insya Allah kita akan bebas dari sifat hasad. Karena Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam mengatakan “tidak beriman seseorang dari kamu”, artinya kurang keimanannya sampai ia menyukai untuk saudaranya apa yang ia sukai darinya. Artinya kalau dia suka untuk mendapatkan kesenangan, dia juga harus suka dong saudaranya mendapatkan kesenangan. Kalau dia suka dirinya diberikan oleh Allah Subhanahu wa Ta’ala kenikmatan, maka dia juga harus berusaha untuk suka ketika melihat saudaranya diberikan oleh Allah Subhanahu wa Ta’ala kesenangan dan kenikmatan tersebut.
Apabila kita amalkan hadits ini, Insya Allah kita akan bebas dari sifat hasad. Karena Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam mengatakan “tidak beriman seseorang dari kamu”, artinya kurang keimanannya sampai ia menyukai untuk saudaranya apa yang ia sukai darinya. Artinya kalau dia suka untuk mendapatkan kesenangan, dia juga harus suka dong saudaranya mendapatkan kesenangan. Kalau dia suka dirinya diberikan oleh Allah Subhanahu wa Ta’ala kenikmatan, maka dia juga harus berusaha untuk suka ketika melihat saudaranya diberikan oleh Allah Subhanahu wa Ta’ala kesenangan dan kenikmatan tersebut.
No comments on Bahayanya Hasud.
Post a Comment