MANAJERIAL KEPALA SEKOLAH
Lembaga pendidikan harus memiliki orientasi yang jelas ibarat kendaraan, orientasi itu seperti trayek, yaitu jalur yang harus dilalui untuk mencapai tujuan. Dengan pengertian lain, orientasi itu layaknya sasaran yang mengantarkan pada tujuan. Oleh karenanya, orientasi dapat membuat gerak pendidikan lebih terarah, teratur, dan terencana. Untuk merumuskan orientasi tersebut perlu mempertimbangkan fenomena - fenomena yang terjadi terkait dengan pendidikan. Fadjar menyarankan, "Sekurang-kurangnya ada empat hal yang harus dilihat dalam gerak pendidikan, yaitu pertumbuhan (growth), perubahan (change), pembaruan (development), dan keberlanjutan (sustainability). Fenomena-fenomena ini akan berkembang secara dinamik sehingga menuntut kepekaan para manajer dalam merespons munculnya gejala - gejala tersebut, melalui serangkaian penataan strategi baru yang kondusif dalam memajukan lembaga pendidikan.
Kepala sekolah atau madrasah berperan dalam sekolah sebagai pemimpin lembaga pendidikan yang disamping itu memiliki peran yang kompleks yaitu sebagai manajer, koordinator, motivator, dan sebagainya. Di dalam lembaga pendidikan Islam, pemimpin benar-benar harus dipersiapkan dan dipilih secara selektif, mengingat peran yang dimainkan pemimpin dapat memengaruhi kondisi keseluruhan organisasi.
Seperti dalam ayat Al-Quran , Surat Ash-Shaff ayat 4 :
“ Sesungguhnya Allah menyukai orang yang berperang dijalan-Nya dalam barisan yang teratur seakan-akan mereka seperti suatu bangunan yang tersusun kokoh. ( Tim Penerjemah Al- Qur’an Kemenag RI, 1971 : 654 ).”
Dari ayat ini dijelaskan bahwa di dalam suatu organisasi sangat penting untuk memperhatikan perihal menejemen sehingga tersusun dengan baik dan saling menguatkan satu sama lain karena akan lebih efektif sehingga akan tercapai tujuan yang di inginkan.
Maju mundurnya lembaga pendidikan lebih ditentukan oleh faktor pemimpin daripada faktor - faktor lainnya. Memang ada keterlibatan faktor - faktor lain dalam memberikan kontribusi kemajuan lembaga atau kemunduran suatu lembaga, tetapi posisi pemimpin masih merupakan faktor yang paling kuat dan paling menentukan nasib ke depan dari suatu lembaga pendidikan.
Keberhasilan suatu sekolah tidak lepas dari cara pengelolaan yang tepat yang sesuai dengan kondisi dan situasi sekolah dengan segala peran dan fungsi sekolah. Personil-personil sekolah yang langsung dengan pengelolaan ini adalah kepala sekolah, guru dan tata usaha apalagi kepala sekolah sebagai pemimpin di sekolah tersebut harus dapat menunaikan tugasnya sesuai porsinya masing-masing menurut aturan dan norma yang ada, serta sesuai dengan undang - undang yang berlaku. Demikian juga guru atau staf pengajar harus dapat memberikan masukan kepada kepala sekolah, sehingga terjadi koordinasi kedua pihak yang seimbang di antaranya yang dapat menyebabkan adanya warna yang khas dari sekolah tersebut, dan terciptanya iklim sekolah yang selaras dan harmonis demi tercapainya visi dan misi dari sekolah tersebut.
Kepala sekolah sebagai pemimpin suatu organisasi yang unik dan kompleks, memiliki tugas dan fungsi yang lebih berat dibanding dengan pemimpin organisasi lainya. Salah satu tanggung jawab adalah mendorong stafnya, yaitu guru dan karyawan lainnya untuk lebih dapat meningkatkan kinerjanya serta mendorong siswanya untuk lebih memperhatikan kepentingan belajarnya. Hal ini sejalan dengan tugas dan fungsi kepala sekolah sebagai pendidik, manajer, administrator, supervisor, leader, inovator, motivator dan koordinator (Wahyudi, 2008: 75).
Dengan memperhatikan sederet tugas dan fungsi kepala sekolah tadi, maka kepala sekolah harus dapat menempatkan dirinya sesuai dengan tugas dan fungsinya itu, bertindak luwes dan bijaksana tetapi masih memiliki ketegasan sebagai pembatasan agar kebijaksanaan dan keluwesan itu tidak dimungkinkan untuk disalahgunakan oleh orang lain. Lebih jauh lagi, sebagai koordinator kepala sekoklah harus dapat mengusahakan optimalitas kepuasan kerja guru dengan berbagai pendekatan, strategi dan program nyata yang pada gilirannya guru dapat meningkatkan kinerjanya, terutama dalam pengelolaan pembelajaran dan mutu pelayanan bagi siswa.
Madrasah Tsanawiyah Negeri Kawali Ciamis merupakan suatu institusi pendidikan tingkat menengah dalam naungan Kementrian Agama yang memiliki variatif kemajuan di samping merupakan salah satu lembaga pendidikan formal yang merupakan bagian dari sekian banyak Madrasah Tsanawiyah Negeri di Kabupaten Ciamis, telah meraih beberapa kemajuan.
Saat penulis melakukan observasi awal di Madrasah Tsanawiyah Negeri Kawali Ciamis, penulis menemukan permasalahan yang cukup menarik untuk diteliti. Permasalahan tersebut sangat erat kaitannya dengan permasalahan prosedur kerja, pengaturan kelompok, kedisiplinan tenaga kependidikan, serta adanya beberapa guru yang kerap menjalankan tugas yang belum maksimal dalam arti belum memberikan kinerja terbaik, padahal kepala sekolah sudah berperan dengan baik dengan senantiasa menginformasikan sesuatu dengan cepat dan menyeluruh, serta mengadakan rapat kerja dengan seluruh staf untuk membahas upaya-upaya peningkatan kualitas pendidikan
Dalam hal upaya untuk mengintegrasikan dan mensinkronkan pelaksanaan tugas-tugas tiap guru dengan stakeholders pendidikan perlu ditingkatkan agar terwujud suatu pencapaian tujuan bersama dengan sumber daya yang terbatas secara efektif dan efisien
Penulis berasumsi bahwa masalah tersebut erat kaitannya dengan tarap kepuasan yang diperoleh guru dalam memenuhi hak dan kewajibannya serta berkaitan dengan pola koordinasi yang perlu dibenahi antara kepala sekolah dengan staf pengajar serta adanya keragaman yang dimiliki guru dalam hal kinerja yang di miliki mereka. Atas dasar permasalahan yang ada tersebut penulis melakukan penelitian ini dengan mengambil judul : “Pengaruh Kemampuan Manajerial Kepala Sekolah dalam Koordinasi Internal terhadap Kinerja Guru ( Penelitian di Madrasah Tsanawiyah Negeri Kawali Ciamis).
Kepala sekolah atau madrasah berperan dalam sekolah sebagai pemimpin lembaga pendidikan yang disamping itu memiliki peran yang kompleks yaitu sebagai manajer, koordinator, motivator, dan sebagainya. Di dalam lembaga pendidikan Islam, pemimpin benar-benar harus dipersiapkan dan dipilih secara selektif, mengingat peran yang dimainkan pemimpin dapat memengaruhi kondisi keseluruhan organisasi.
Seperti dalam ayat Al-Quran , Surat Ash-Shaff ayat 4 :
“ Sesungguhnya Allah menyukai orang yang berperang dijalan-Nya dalam barisan yang teratur seakan-akan mereka seperti suatu bangunan yang tersusun kokoh. ( Tim Penerjemah Al- Qur’an Kemenag RI, 1971 : 654 ).”
Dari ayat ini dijelaskan bahwa di dalam suatu organisasi sangat penting untuk memperhatikan perihal menejemen sehingga tersusun dengan baik dan saling menguatkan satu sama lain karena akan lebih efektif sehingga akan tercapai tujuan yang di inginkan.
Maju mundurnya lembaga pendidikan lebih ditentukan oleh faktor pemimpin daripada faktor - faktor lainnya. Memang ada keterlibatan faktor - faktor lain dalam memberikan kontribusi kemajuan lembaga atau kemunduran suatu lembaga, tetapi posisi pemimpin masih merupakan faktor yang paling kuat dan paling menentukan nasib ke depan dari suatu lembaga pendidikan.
Keberhasilan suatu sekolah tidak lepas dari cara pengelolaan yang tepat yang sesuai dengan kondisi dan situasi sekolah dengan segala peran dan fungsi sekolah. Personil-personil sekolah yang langsung dengan pengelolaan ini adalah kepala sekolah, guru dan tata usaha apalagi kepala sekolah sebagai pemimpin di sekolah tersebut harus dapat menunaikan tugasnya sesuai porsinya masing-masing menurut aturan dan norma yang ada, serta sesuai dengan undang - undang yang berlaku. Demikian juga guru atau staf pengajar harus dapat memberikan masukan kepada kepala sekolah, sehingga terjadi koordinasi kedua pihak yang seimbang di antaranya yang dapat menyebabkan adanya warna yang khas dari sekolah tersebut, dan terciptanya iklim sekolah yang selaras dan harmonis demi tercapainya visi dan misi dari sekolah tersebut.
Kepala sekolah sebagai pemimpin suatu organisasi yang unik dan kompleks, memiliki tugas dan fungsi yang lebih berat dibanding dengan pemimpin organisasi lainya. Salah satu tanggung jawab adalah mendorong stafnya, yaitu guru dan karyawan lainnya untuk lebih dapat meningkatkan kinerjanya serta mendorong siswanya untuk lebih memperhatikan kepentingan belajarnya. Hal ini sejalan dengan tugas dan fungsi kepala sekolah sebagai pendidik, manajer, administrator, supervisor, leader, inovator, motivator dan koordinator (Wahyudi, 2008: 75).
Dengan memperhatikan sederet tugas dan fungsi kepala sekolah tadi, maka kepala sekolah harus dapat menempatkan dirinya sesuai dengan tugas dan fungsinya itu, bertindak luwes dan bijaksana tetapi masih memiliki ketegasan sebagai pembatasan agar kebijaksanaan dan keluwesan itu tidak dimungkinkan untuk disalahgunakan oleh orang lain. Lebih jauh lagi, sebagai koordinator kepala sekoklah harus dapat mengusahakan optimalitas kepuasan kerja guru dengan berbagai pendekatan, strategi dan program nyata yang pada gilirannya guru dapat meningkatkan kinerjanya, terutama dalam pengelolaan pembelajaran dan mutu pelayanan bagi siswa.
Madrasah Tsanawiyah Negeri Kawali Ciamis merupakan suatu institusi pendidikan tingkat menengah dalam naungan Kementrian Agama yang memiliki variatif kemajuan di samping merupakan salah satu lembaga pendidikan formal yang merupakan bagian dari sekian banyak Madrasah Tsanawiyah Negeri di Kabupaten Ciamis, telah meraih beberapa kemajuan.
Saat penulis melakukan observasi awal di Madrasah Tsanawiyah Negeri Kawali Ciamis, penulis menemukan permasalahan yang cukup menarik untuk diteliti. Permasalahan tersebut sangat erat kaitannya dengan permasalahan prosedur kerja, pengaturan kelompok, kedisiplinan tenaga kependidikan, serta adanya beberapa guru yang kerap menjalankan tugas yang belum maksimal dalam arti belum memberikan kinerja terbaik, padahal kepala sekolah sudah berperan dengan baik dengan senantiasa menginformasikan sesuatu dengan cepat dan menyeluruh, serta mengadakan rapat kerja dengan seluruh staf untuk membahas upaya-upaya peningkatan kualitas pendidikan
Dalam hal upaya untuk mengintegrasikan dan mensinkronkan pelaksanaan tugas-tugas tiap guru dengan stakeholders pendidikan perlu ditingkatkan agar terwujud suatu pencapaian tujuan bersama dengan sumber daya yang terbatas secara efektif dan efisien
Penulis berasumsi bahwa masalah tersebut erat kaitannya dengan tarap kepuasan yang diperoleh guru dalam memenuhi hak dan kewajibannya serta berkaitan dengan pola koordinasi yang perlu dibenahi antara kepala sekolah dengan staf pengajar serta adanya keragaman yang dimiliki guru dalam hal kinerja yang di miliki mereka. Atas dasar permasalahan yang ada tersebut penulis melakukan penelitian ini dengan mengambil judul : “Pengaruh Kemampuan Manajerial Kepala Sekolah dalam Koordinasi Internal terhadap Kinerja Guru ( Penelitian di Madrasah Tsanawiyah Negeri Kawali Ciamis).
No comments on MENEJERIAL KEPALA SEKOLAH (Kemampuan Menejerial Kepala Sekolah dalam Koordinasi Internal terhadap Kinerja Guru.
Post a Comment